Selasa, 05 November 2013

MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

Unknown



Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai komponen, bersifat timbal balik, dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya baik tidaknya pembelajaran yang berlangsung sangat menentukan perolehan hasil belajar, yang pada kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah.
Masalah proses belajar mengajar pada umumnya terjadi di kelas. Kelas dalam hal ini dapat berarti ruangan yang digunakan oleh guru dan anak didiknya dalam melakukan segala kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki model  pembelajaran. Ada berbagai model pembelajaran, di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran langsung dan model pembelajaran indukti. Dalam usaha untuk meningkatkan motivasi siswa maka dapat digunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan interaksi siswa sehingga menumbuhkan kemampuan kerja sama dan mengembangkan sikap sosial siswa. Di samping itu model pembelajaran kooperatif bisa membantu meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran di kelas, sehingga siswa tidak mudah jenuh. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat berbagai macam metode, yaitu: " Student Teams Achievement Division (STAD), Group Investigation (GI,) Jigsaw, Structural Approach (Numbered Heads Together dan Think Pare Share)" (Richard I. Arends, 2000: 323-326).
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah metode Jigsaw. Selain lebih mudah untuk diterapkan, metode Jigsaw dapat meningkatkan motivasi siswa untuk berperan aktif dalam kelompoknya sehingga tidak mudah merasa bosan dan tetap berkonsentrasi selama pembelajaran berlangsung.

Teori metode pembelajaran jigsaw
Pembelajaran tipe jigsaw adalah sebuah pembelajaran di mana siswa dibentuk kelompok – kelompok heterogen beranggotakan 4 sampai 6 siswa, materi pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar. (Ibrahim, dkk, 2000 : 21).
Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota kelompok belajar yang heterogen. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk bagian tertentu bahan yang diberikan. Anggota dari kelompok lain yang mendapat tugas topik yang sama berkumpul untuk berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli.
Selanjutnya anggota tim ahli kembali kelompok asal dan menginformasikan pada kelompoknya yang telah diperoleh dikelompok ahli. Dalam pembelajran tipe Jigsaw dilakukan evaluasi terhadap materi yang diperolehnya individu berupa tes. Dalam memberikan penghargaan kelompok dilakukan 2 tahap perhitungan yaitu menghitung skor  individu dan skor kelompok dan menghargai prestasi kelompok. Menghitung skor yang diperoleh siswa digunakan untuk menentukan nilai perkembangan individu dan untuk menentukan skor kelompok. Menghargai prestasi kelompok dengan memberikan hadiah atau pujian dengan menggunakan kata-kata, penghargaan diberikan kepada kelompok yang dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Manfaat model pembelajaran tipe Jigsaw
1.      Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas secara yang telah diberikan oleh guru sesuai dengan materi yang diberikan pada kelompok-kelompok asal.
2.      Belajar dan menjadi ahli kedalam subtopik bagiannya. Pada masing-masing anggota kelompok asal untuk mempersiapkan diri agar dapat tampil menyelesaikan tugas di kelompok ahli.
3.      Mengajarkan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompok  semula. Setelah anggota kelompok asal dapat menyelesaikan materi yang diberikan di kelompok ahli dikembalikan pada kelompok asal masing-masing untuk menjelaskan materi yang telah di dapat pada kelompok ahli.

Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran tipe jigsaw
Tabel 1 Tabel Kelebihan dan kelemahan Model pembelajaran tipe Jigsaw
Kelebihan
Kelemahan
1.Daya kreatifitas siswa dapat berkembang
2.Siswa mampu mengerjakan tugas dengan cepat karena dikerjakan bersama-sama
3.Adanya saling ketergantungan positif
1.      Membutuhkan banyak waktu dalam pelaksanaan-nya.
2.      Guru tidak dapat memberikan bimbingan secara indifidual karena kooperatif merupakan kerja sama kelompok.


Langkah-langkah Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
Menurut Ibrahim (2000:10) adapun langkah-langkah dalam  pembelajaran model Jigsaw adalah sebagai berikut :
1.      Guru membagi bahan pelajaran yang akan dipelajari menjadi beberapa bagian. sebelum pelajaran diberikan guru mengenalkan topik  yang akan dibahas, hal ini dilakukan  agar siswa lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. kemudian guru menjelaskan bagaiman para siswa belajar dan bekerja dalam kelompok.
2.      Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen baik dari kemampuan akademis (pandai, sedang dan kurang), jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya. Kelompok dalam pembelajaran model jigsaw terdiri dari 4 sampai 6 siswa.
3.      Siswa dari masing-masing kelompok bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri 4 sampai 6 orang. Para siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan  tugasnya dengan belajar menjadi ahli dalam subtopiknya dan merencanakan bagaimana mengajarkan  subtopik  bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.
4.      Para siswa tersebut kembali ke kelompoknya masing-masing sebagai ahli dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting kepada temannya begitu juga siswa ahli dalam subtopik yang lain. dengan demikian setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik pelajaran secara keseluruhan .
5.      Evaluasi terhadap materi yang diperolehnya individu berupa tes.

Analisis
Di dalam model-model pembelajaran yang diterapkan oleh guru-guru yang mengajar masih banyak menggunakan cara mengajar yang sangat efiseen sekali, maksudnya menggunakan model pembelajaran yang langsung dan siap saji yaitu dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, padahal dalam pembelajaran seperti ini masih kurang mengenak terhadap siswa-siswanya kenapa demikian, karena siswanya kebanyakan masih banyak yang berbicara sendiri bahkan ada yang masih kurang mengerti dengan apa yang telah diterangkan oleh gurunya dan hal semacam ini jangan selalu dilakukan oleh guru karena seperti yang kita ketahiu sendri keadaan kelas dan siswanya seperti apa.
Dengan demikian saya sebagai calon seorang guru menerapkan model pembelajaran jigsaw yang mana dalam pembelajaran model ini semua siswa ikut serta, mengapa demikian? Karena dalam pembelajaran tersebut menggunakan model jigsaw yang mana:
1.   Guru membagi bahan pelajaran yang akan dipelajari menjadi beberapa bagian. sebelum pelajaran diberikan guru mengenalkan topik  yang akan dibahas, hal ini dilakukan agar siswa lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. kemudian guru menjelaskan bagaiman para siswa belajar dan bekerja dalam kelompok.
2.   Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen baik dari kemampuan akademis (pandai, sedang dan kurang), jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya. Kelompok dalam pembelajaran model jigsaw terdiri dari 4 sampai 6 siswa.
3.   Siswa dari masing-masing kelompok bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri 4 sampai 6 orang. Para siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugasnya dengan belajar menjadi ahli dalam subtopiknya dan merencanakan bagaimana mengajarkan  subtopik  bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.
4.   Para siswa tersebut kembali ke kelompoknya masing-masing sebagai ahli dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting kepada temannya begitu juga siswa ahli dalam subtopik yang lain. dengan demikian setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik pelajaran secara keseluruhan .
5.   Evaluasi terhadap materi yang diperolehnya individu berupa tes.
        Dengan demikian dalam pembelajaran model jigsaw ini akan lebih banyak berpengaruh terhadap siswanya, karena siswa tersebut lebih berperan aktif untuk berbicara dan bertanya jawab dengan yang lainnya sehingga lebih mudah mengerti dan faham terhadap materi yang dibahasnya.
        Hal-hal yang perlu digarisbawahi dalam penerapan metode pembelajaran jigsaw ini adalah ;
1.      Dalam melaksanakan pembelajaran tipe jigsaw sebaiknya guru terlebih dahulu memahami tentang pembelajaran tipe jigsaw, serta menguasai konsep materi yang diajarkan
2.  Pencapaian pembelajaran tipe jigsaw hendaknya dijadikan salah satu alternatif perluasan pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.

Dari berbagai sumber.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Teknologi

Resources