Pembelajaran
merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai komponen, bersifat timbal
balik, dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya baik
tidaknya pembelajaran yang berlangsung sangat menentukan perolehan hasil
belajar, yang pada kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah.
Masalah
proses belajar mengajar pada umumnya terjadi di kelas. Kelas dalam hal ini
dapat berarti ruangan yang digunakan oleh guru dan anak didiknya dalam
melakukan segala kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.
Salah
satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki model pembelajaran. Ada berbagai model pembelajaran,
di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran
kontekstual, model pembelajaran langsung dan model pembelajaran indukti. Dalam
usaha untuk meningkatkan motivasi siswa maka dapat digunakan model pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan interaksi siswa
sehingga menumbuhkan kemampuan kerja sama dan mengembangkan sikap sosial siswa.
Di samping itu model pembelajaran kooperatif bisa membantu meningkatkan peran
serta siswa dalam pembelajaran di kelas, sehingga siswa tidak mudah jenuh.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat berbagai macam metode, yaitu: "
Student Teams Achievement Division (STAD), Group Investigation (GI,) Jigsaw,
Structural Approach (Numbered Heads Together dan Think Pare Share)"
(Richard I. Arends, 2000: 323-326).
Salah
satu model pembelajaran kooperatif adalah metode Jigsaw. Selain lebih mudah
untuk diterapkan, metode Jigsaw dapat meningkatkan motivasi siswa untuk
berperan aktif dalam kelompoknya sehingga tidak mudah merasa bosan dan tetap berkonsentrasi
selama pembelajaran berlangsung.
Teori metode
pembelajaran jigsaw
Pembelajaran
tipe jigsaw adalah sebuah pembelajaran di mana siswa dibentuk kelompok – kelompok heterogen beranggotakan 4
sampai 6 siswa, materi pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan
setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar. (Ibrahim,
dkk, 2000 : 21).
Dalam
penerapan Jigsaw, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota
kelompok belajar yang heterogen. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa
dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk bagian tertentu bahan
yang diberikan. Anggota dari kelompok lain yang mendapat tugas topik yang sama
berkumpul untuk berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut
kelompok ahli.
Selanjutnya anggota tim ahli kembali kelompok
asal dan menginformasikan pada kelompoknya yang telah diperoleh dikelompok
ahli. Dalam pembelajran tipe Jigsaw dilakukan evaluasi terhadap materi yang
diperolehnya individu berupa tes. Dalam memberikan penghargaan kelompok
dilakukan 2 tahap perhitungan yaitu menghitung skor individu dan skor kelompok dan menghargai prestasi
kelompok. Menghitung skor yang diperoleh siswa digunakan untuk menentukan nilai
perkembangan individu dan untuk menentukan skor kelompok. Menghargai prestasi
kelompok dengan memberikan hadiah atau pujian dengan menggunakan kata-kata,
penghargaan diberikan kepada kelompok yang dapat mencapai kriteria yang telah
ditetapkan bersama.
Manfaat model pembelajaran tipe Jigsaw
1. Siswa-siswa ini bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas secara yang telah diberikan oleh guru sesuai dengan materi
yang diberikan pada kelompok-kelompok asal.
2. Belajar dan menjadi ahli kedalam
subtopik bagiannya. Pada masing-masing anggota kelompok asal untuk
mempersiapkan diri agar dapat tampil menyelesaikan tugas di kelompok ahli.
3. Mengajarkan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya
kepada anggota kelompok semula. Setelah
anggota kelompok asal dapat menyelesaikan materi yang diberikan di kelompok
ahli dikembalikan pada kelompok asal masing-masing untuk menjelaskan materi
yang telah di dapat pada kelompok ahli.
Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran tipe jigsaw
Tabel 1 Tabel Kelebihan dan kelemahan Model
pembelajaran tipe Jigsaw
Kelebihan
|
Kelemahan
|
1.Daya kreatifitas siswa dapat
berkembang
2.Siswa mampu mengerjakan tugas
dengan cepat karena dikerjakan bersama-sama
3.Adanya saling ketergantungan
positif
|
1. Membutuhkan banyak waktu dalam
pelaksanaan-nya.
2. Guru tidak dapat memberikan
bimbingan secara indifidual karena kooperatif merupakan kerja sama kelompok.
|
Langkah-langkah Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
Menurut Ibrahim
(2000:10) adapun langkah-langkah dalam
pembelajaran model Jigsaw adalah sebagai berikut :
1. Guru membagi bahan pelajaran yang
akan dipelajari menjadi beberapa bagian. sebelum pelajaran diberikan guru
mengenalkan topik yang akan dibahas, hal
ini dilakukan agar siswa lebih siap
menghadapi bahan pelajaran yang baru. kemudian guru menjelaskan bagaiman para
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok.
2. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok yang heterogen baik dari kemampuan akademis (pandai, sedang dan
kurang), jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya. Kelompok dalam
pembelajaran model jigsaw terdiri dari 4 sampai 6 siswa.
3. Siswa dari masing-masing kelompok
bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang
terdiri 4 sampai 6 orang. Para siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugasnya dengan belajar menjadi ahli dalam
subtopiknya dan merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik
bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.
4. Para siswa tersebut kembali ke
kelompoknya masing-masing sebagai ahli dalam subtopiknya dan mengajarkan
informasi penting kepada temannya begitu juga siswa ahli dalam subtopik yang
lain. dengan demikian setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik
pelajaran secara keseluruhan .
5. Evaluasi terhadap materi yang diperolehnya individu berupa tes.
Analisis
Di dalam model-model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru-guru yang mengajar masih banyak menggunakan cara mengajar
yang sangat efiseen sekali, maksudnya menggunakan model pembelajaran yang
langsung dan siap saji yaitu dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab,
padahal dalam pembelajaran seperti ini masih kurang mengenak terhadap
siswa-siswanya kenapa demikian, karena siswanya kebanyakan masih banyak yang
berbicara sendiri bahkan ada yang masih kurang mengerti dengan apa yang telah
diterangkan oleh gurunya dan hal semacam ini jangan selalu dilakukan oleh guru
karena seperti yang kita ketahiu sendri keadaan kelas dan siswanya seperti apa.
Dengan
demikian saya sebagai calon seorang guru menerapkan model pembelajaran jigsaw
yang mana dalam pembelajaran model ini semua siswa ikut serta, mengapa
demikian? Karena dalam pembelajaran tersebut menggunakan model jigsaw yang
mana:
1. Guru membagi bahan pelajaran yang
akan dipelajari menjadi beberapa bagian. sebelum pelajaran diberikan guru
mengenalkan topik yang akan dibahas, hal
ini dilakukan agar siswa lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.
kemudian guru menjelaskan bagaiman para siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok.
2. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok yang heterogen baik dari kemampuan akademis (pandai, sedang dan
kurang), jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya. Kelompok dalam
pembelajaran model jigsaw terdiri dari 4 sampai 6 siswa.
3. Siswa dari masing-masing kelompok
bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang
terdiri 4 sampai 6 orang. Para siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan
tugasnya dengan belajar menjadi ahli dalam subtopiknya dan merencanakan
bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.
4. Para siswa tersebut kembali ke
kelompoknya masing-masing sebagai ahli dalam subtopiknya dan mengajarkan
informasi penting kepada temannya begitu juga siswa ahli dalam subtopik yang
lain. dengan demikian setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik
pelajaran secara keseluruhan .
5. Evaluasi terhadap materi yang diperolehnya individu berupa tes.
Dengan demikian dalam
pembelajaran model jigsaw ini akan lebih banyak berpengaruh terhadap siswanya,
karena siswa tersebut lebih berperan aktif untuk berbicara dan bertanya jawab
dengan yang lainnya sehingga lebih mudah mengerti dan faham terhadap materi
yang dibahasnya.
Hal-hal yang
perlu digarisbawahi dalam penerapan metode pembelajaran jigsaw ini adalah ;
1.
Dalam melaksanakan pembelajaran tipe jigsaw sebaiknya
guru terlebih dahulu memahami tentang pembelajaran tipe jigsaw, serta menguasai
konsep materi yang diajarkan
2. Pencapaian pembelajaran tipe jigsaw hendaknya
dijadikan salah satu alternatif perluasan pembelajaran khususnya pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah.Dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar