PROBLEMATIKA
IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN
TEMATIK
A.
Latar Belakang Pembelajaran Tematik
Peserta didik pada
jenjang pendidikan sekolah dasar berada pada aspek perkembangan kecerdasan IQ,
EQ, dan SQ yang luar biasa. Pada saat usia tersebut, peserta didik memiliki
ciri- ciri atau karakteristik yang berbeda dengan peserta didik yang berada
pada jenjang pendidikan tingkat lanjutan. Beberapa karakteristik tersebut
diantaranya yaitu:
Dari aspek
perkembangan kognitif, peserta didik pada tingkat sekolah dasar memiliki
kemampuan berpikir logis berpikir logis mengenai objek dan kejadian, dan masih
terbatas pada hal- hal yang kongkrit. Mampu menguasai konservasi jumlah,
seperti: anak mampu menyusun benda berdasarkan dimensi. Dapat
mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda, dan mampu menyusunnya dalam
suatu seri berdasarkan satu dimensi, seperti ukuran. Selalu ingin
meneliti dan bereksperimen. Pekerjaan
yang dilakukan belum terlaksana secara sistematis.[1] Sedangkan dari
aspek pikiran, ingatan dan fantasi, peserta didik pada jenjang sekolah dasar
pikiran mereka berkembang secara berangsur- angsur, dan secara tenang, dipengaruhi
oleh pemikiran orang lain dan memasuki dunia obyektif. Minat anak tercurah
kepada hal- hal yang dinamis, bergerak.Minat tertuju pada macam- macam
aktivitas.Ingatan anak sangat kuat, sehingga daya hafal anak kuat.Mampu
mmengingat materi dengan jumlah yang besar. Fantasi anak cenderung suka pada
cerita dan dongeng- dongeng.[2] Anak mulai dapat
mengamati, melihat hubungan, memecahkan masalah yang sederhana. Mampu
menguasai operesi hitungan, seperti: menjumlah, mengurangi, dan membagi. Adanya
kamampuan untuk menciptakan sesuatu.[3] Dari Perkembangan
Moral, anak Mulai menghargai bahwa beberapa peraturan adalah kebiasaan sosial.
Anak Orientasi pada hukuman (anak mematuhi perauran kerena takut dengan adanya
hukuman) dan orientasi pada hadiah (selalu mengaharapkan hadiah dan
penghargaan).[4]
Berangkat
dari berbagai ragam karakteristik peserta didik pada jenjang sekolah dasar dan
dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional
Pendidikan, maka pembelajaran pada sekolah dasar lebih sesuai jika dikelola
dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan tematik.
B.
Konsep Dasar Pembelajaran Tematik
1.
Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa.[5] Tema adalah pokok pikiran
atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Dengan tema diharapkan akan
memberikan banyak keuntungan, diantaranya:
a.
Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema
tertentu.
b.
Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
c.
Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan.
d.
Guru dapat menghemet waktu.
e.
Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
2.
Landasan Pembelajaran Tematik
a.
Landasan filosofis dalam pembelajaran ematik dipengaruhi oleh beberapa aliran filsafat,
yaitu:
1)
Progresivisme. Aliran ini memandang proses pembelajaran perlu ditekankan
pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah
dan memperlihatkan pengalaman siswa.
2)
Konstruktivisme. Aliran kontruktivisme melihat pengalaman langsung siswa
sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil
konstruksi atau bentukan manusia.
3)
Humanisme. Aliran ini melihat peserta didik dari segi keunikan atau
kekhasannya, potensinya dan motivasi yang dimiliki.
b.
Landasan Psikologis, meliputi:
1)
Psikologi perkembangan. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam
menentukan isi/ materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar
tingkat keluaan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan.
2)
Psikologi belajar. Psikologi belajar memberikan konstribusi dalam hal
bagaimana isi atau materipembelajaran tematik disampaikan kepada siswa dan
bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
c.
Landasan Yuridis, meliputi:
1)
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakanbahwa setiap
anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
2)
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
setiap peserta didik setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan. (Bab V Pasal 1-b).
3.
Arti Penting Pembelajaran Tematik
a.
Dengan pembelajaran tematik, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari.
b.
Siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
c.
Siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.
4.
Karakteristik Pembelajaran Tematik
a.
Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.
b.
Kegiatan- kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
c.
Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil
belajar dapat bertahan lebih lama.
d.
Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
e.
Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.
f.
Mengembangkan keterampilan sosial siswa.
g.
Berpusat pada siswa.
h.
Memberikan pengalaman langsung.
i.
Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
j.
Menyajikan konsep dari berbgai mata pelajaran.
k.
Bersikap fleksibel
l.
Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
m.
Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
5.
Implikasi Pembelajaran Tematik.
a.
Implikasi bagi guru.
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif,
baik dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran juga dalam memilih kompetensi dari
berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna, menarik, menyenagkan dan utuh.
b.
Implikasi bagi siswa.
Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran
yang bervareasi dan siap untuk aktif berperan serta dalam kegiatan
pembelajaran.
c.
Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber
belajar dan media.
Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan
pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali
dan menemukan konsep serta prinsip- prinsip secara holistik dan otentik. Oleh
sebab itu, perlu mengoptimalkan penggunaan sumber belajar, sarana dan prasarana
serta media.
d.
Implikasi terhadap pengaturan ruangan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran temtaik perlu
melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Ruangan perlu
ditata sesuai dengan tema yang sedang dipelajari. Pembelajaran dapat dilakukan
di luar kelas maupun dalam kelas.
6.
Tahap Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
a.
Pemetaan Kompetensi Dasar
1)
Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator.
a)
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
b)
Indikator dikembangkan dengan karakteristik mata pelajaran
c)
Indikator dirumuskan dalam kata kerja yang terukur atau operasional
2)
Menentukan tema
a)
Tema ditentukan dengan cara mempelajari standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang terdapat dalam masing- masing mata pelajaran, dan dilanjutkan dengan
menentukan tema yang sesuai.
b)
Tema ditentukan dengan memperhatikan prinsip: Memperhatikan lingkungan yang
terdekat dengan siswa, dari yang termuda menuju sulit, dari yang sederhana
menuju kompleks, dari yang kongkret menuju yang abstrak, tema yang dipilih
harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa.
3)
Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan
Indikator
b.
Menetapkan jaringan tema
Jaringan tema ditetapkan dengan cara menghubungkan
kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu.
c.
Menyusun silabus
Silabus disusun berdasarkan hasil pada tahap-
tahap sebelumnya. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/ sumber dan penilaian.
d.
Menyusun rencana pembelajaran.
Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:
1)
Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas,
semester dan jam pertemuan yang diperlukan dalam pembelajaran)
2)
Kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai
3)
Materi pokok beserta uraian yang perlu dipelajari siswa
4)
Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara kongkret yang harus
dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pelajaran dan sumber belajar
untuk menguasai kompetensi dasar, indikator, kegiatan ini tertuang dalam
kegiatan pembukaan, inti dan penutup).
7.
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Tahap
pelaksanaan pembelajaran tematik dilakukan melalui tiga tahapan kegiatan:
a.
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan ini
dilakukan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa
menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Pada
tahapan ini bisa dilakukan apersepsi maupun pre tes.
b.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti
difokuskan pada kegiatan- kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan
berpikir. Penyajian bahan pelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai
strategi atau metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal maupun
perorangan
c.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan
penutup, aktivitas yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan atau mengungkapkan
hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
8.
Penilaian dalam Pembelajaran Tematik
Penilaian dalam pembelajaran tematik
adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai peserta didik melalui kegiatan pembelajaran.
a.
Ttujuan penilaian dalam pembelajaran tematik yaitu:
1)
Mengetahui percapaian indikator yang telah ditetapkan
2)
Memperoleh umpan balik bagi guru untuk mengetahui hambatan yang terjadi
dalam pembelajaran maupun efektivitas pmbelajaran.
3)
Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan,
keterampilan dan sikap siswa.
4)
Sebagaia acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remadial, pengayaan,
dan pemantapan).
b.
Prinsip penilaian dalam pembelajaran tematik
1)
Penilaian tidak ditekankan secara tertulis
2)
Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing- masing
kompetensi dasar dan hasil belajar dari mata pelajaran
3)
Penialaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar
mengajar berlangsung
4)
Penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian kompetensi dasar dan
indikator pada tiap mata pelajaranyang terdapat pada tema tersebut.
Alat penilaian berupa tes dan non tes. Tes
mencakup: tertulias, lisan, atau perbuatan, dan portofolio.
[1]Rital L. Atkinson, Richard C. Atkinson, Introduction to Psychologi,
(Jakarta : Erlangga, 1997), 101- 102. Cet. Ke- 8 jilid 1Terjmh, Nurdjannah
Taufiq, Rukmini Barhana ; Rital L. Atkinson, Richard C. Atkinson, Edward
E. Smith, Darly J. Bem, Introduction to Psychologi, (Batam :
Interaksara, ), 153-156, Cet ke-11 jilid 1. Terjmh. Widjaja Kusumma.
[2] Kartini Kartono, Psikologi Anak
( Psikologi Perkembangan) (Bandung: Mandar Maju, 1995), 138.
[3] Nana Syaodih Sukamadinata,
Landasan Psikologi Proses Pandidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
117- 118.
[4]
Kartini Kartono, Psikologi Anak (
Psikologi Perkembangan) (Bandung: Mandar Maju, 1995), 138.
[5]Tim Pustaka Yustisia. Panduan
Lengkap KTSP. Yogyakarta: Pustaka Yusisia, 2008), 253.
0 komentar:
Posting Komentar